Sosial Media belakangan ini sedang booming, banyak macam sosial media dari twitter, facebook, dan lain lain. apakah perkembangan sosial media ini berpengaruh baik atau buruk dalam kehidupan sosial kita? disini saya akan membahasnya
Perkembangan Teknologi Digital
Jawabannya tergantung. Ya, semuanya serba tergantung. Begini, sejak tahun 1980-an telah terjadi revolusi informasi secara besar-besaran. Bahkan di hampir semua bidang revolusi itu terus berlanjut. Sebut saja di bidang pertanian, industri, dan teknologi semakin memasrahkan dan menyerahkan diri pada kemampuan digitalisasi. Yang analog dijadikan digital. Yang sudah digital disuperdigitalkan. Pokoknya, menjadi lumrah dan adalah sebuah keniscayaan bahwa agar supaya dapat dikatakan maju serta tidak ketiganggalan jaman kita mesti membuka diri dan mau tidak mau menggunakan teknologi digital. Suka atau tidak suka, itulah faktanya. Namun sekarang ini banyak pihak justru memandang yang sebaliknya, mereka berangapan kemajuan teknologi digital berdampak negatif khususnya bagi para anak muda. Itu mesti dibatasi, dan kalau tidak sekarang kapan lagi kita mau membatasinya? Tidak sedikit yang katanya menggunakan teknologi digital untuk hal-hal yang tidak bermanfaat, main game secara berlebihan dan membuka situs-situs terlarang. Tidak boleh dibiarkan terus menerus. Jadi, apa kita sepakat menerima kemajuan teknologi digital, atau harus menolaknya?
Perkembangan digitalisasi besar-besaran saat ini mau tidak mau ‘memaksa’ para penggunanya untuk terus update, dan harus mengubah cara pandang dalam menjalani kehidupan yang semakin canggih dewasa ini. Sebuah teknologi yang telah dan akan terus-menerus membuat perubahan besar bagi seluruh dunia. Entahkah dalam kapasitasnya (media digital) sebagai alat dan sarana mempermudah segala urusan sampai kepada pembuat masalah karena disalahgunakan mereka yang tidak bertanggungjawab. Tapi pilihan selalu ada di tangan kita. Justru inilah kesempatan kita menggunakan berbagai media digital sebalai alat dan sarana meluruskan yang salah, dan membenarkan yang keliru. Supaya akan semakin banyak pengguna media digital menggunakan kemajuan teknologi ini sebaik mungkin, dan sepenuh-penuhnya untuk kebaikan diri sendiri juga banyak orang di sekitar. Bukan untuk penggunaan yang sebaliknya.
Peran Media Sosial Untuk Mencerdaskan Masyarakat
Berhubung terlalu banyaknya produk media digital yang ditawarkan dan
yang selalu muncul tak henti-hentinya, saya akan membatasi tulisan ini
pada Media Sosial (Social Media). Lantas kenapa media sosial? Karena bagi saya, social media
adalah “nabi baru” manusia modern. Ia dengan sangat luarbiasa telah
memengaruhi begitu banyak orang, di mana pun dan dari kalangan apa pun.
Ia adalah “kemutlakkan” bagi mereka yang ingin tetap eksis di era
digitalisasi saat ini. Media sosial dapat dikatakan sebagai sebuah
lompatan besar (big jump)
perkembangan teknologi digital yang dipergunakan oleh ratusan juta
bahkan miliar orang di seluruh dunia untuk mencapai tujuan
masing-masing.Media Sosial adalah sebuah situs (web) berbasis pelayanan yang memungkinkan penggunanya untuk membuat profil, melihat profil sembari mengintip-intip content pengguna lain, bahkan diberikan kebebasan untuk mengundang semakin banyak orang supaya bergabung. Manfaat yang paling terasa adalah bahwa media sosial ini semakin sering dijadikan tidak lagi sebagai sarana pertemanan, tapi juga untuk bisnis, jualan produk online, sampai kepada penyebaran informasi, termasuk tentu saja sebagai alat representative yang sangat ampuh untuk kampanye politik. Luar biasa memang pengaruh yang diberikan dan ditawarkan oleh berbagai media sosial tersebut. Tinggal kepandaian dan keseriusan kita memanfaatkannya. Semuanya sudah di tangan kita. Pertanyaannya maukah dan mampukah kita? Tentu saja semuanya berpulang ke diri kita masing-masing. Seberapa serius minat Anda untuk menggarapnya.
Saya punya banyak contoh dan fakta tentang betapa berhasilnya mereka yang memanfaatkan media sosial untuk meraih apa yang diimpi-impikan selama ini. Ada kawan saya yang berhasil dipilih sebagai anggota dewan karena begitu dikenal di kalangan pengguna media sosial. Ia banyak menulis dan mengupdate status, menerima pertemanan sebanyak-banyaknya, dan bersosialisasi sesering seringnya. Ia lalu dengan rajinnya memaparkan program-program unggulannya. Semakin mendekatkan diri kepada banyak orang. Semakin sering ‘menjual diri’ secara online. Alhasil, ia mendapat banyak dukungan masyarakat. Jangan pula kita menutup mata terhadap contoh terkini, peran media sosial atas keberhasilan Jokowi-Ahok dalam memperkenal diri (diperkenalkan) lewat media sosial (termasuk BBM). Self-introducing dan self marketing lewat media sosial tidak bisa lagi dianggap remeh. Keterkenalan dan kemampuan penyampaian program mereka, kalau saya boleh menilai, adalah lebih besar pengaruhnya diperoleh lewat media sosial ketimbang sarana lain manapun. Media sosial saat ini sudah laksana peluru kendali yang tak terhentikan dan tiada bandingannya. Ia mampu meneror tapi serempak meneduhkan banyak orang. Ia mampu menjatuhkan tapi juga mengangkat tinggi seseorang. Ia bisa membuat seseorang menjadi kaya raya, tapi dapat pula memiskinkan seseorang.
Ada juga kawan saya yang lain, ia berhasil meraup omzet penjualan dengan angka sangat fantastis berkat promosi kiri-kanan lewat berbagai media sosial yang ada. Bahkan di dalam sebuah media sosial ia membentuk berbagai macam group untuk memperluas jangkauan pemasaran onlinenya. Istilah saya, ia membangun pasar di dalam pasar. Sangat kreatif. Jadi ia tahu betul memanfaatkan media sosial untuk mencetak rupiah. Tak lupa juga ia mempergunakan niche dalam media sosial tersebut untuk semakin menajamkan pemasaran produk-produknya. Mudah, praktis, dan yang paling penting, it is free. Hanya dengan membuat account, dan rajin bersosialisasi, rajin promosi, rajin update. This is it.
Situs media sosial ini mulai muncul dan mengemuka sejak tahun 1997, tapi kejayaan dan kehebatan situs-situs media sosial ini baru mulai benar-benar diminati pada tahun 2000-an. Berbagai kalangan pun akhirnya telah dimudahkan dalam mengakses suatu informasi melalui banyak cara, selain itu mereka juga dapat menikmati fasilitas dari teknologi digital dengan bebas, tidak hanya dalam menerima informasi tapi juga dalam rangka menyebar informasi.
Kita sebagai pengguna media sosial sebenarnya dapat
berbuat lebih banyak lagi, dalam rangka menciptakan atau mewujudkan
situasi kondusif bagi penyebaran informasi. Siapaun kita dan sebagai
apapun jabatan dan status sosial yang kita sandang, sebenarnya kita
tetap punya andil dan peran penting dalam mencerdaskan kehidupan
masyarakat luas. Saya mengistilahkannya sebagai, ‘win-win sharing and connecting’. Apa
maksudnya? Begini, kita dapat saling berbagi informasi serempak
mendapatkan informasi yang positif. Misalnya saja, jika Anda seorang
dokter, manfaatkanlah media sosial untuk menyebarkan informasi
bertanggungjawab mengenai masalah kesehatan (memberi konsultasi online
gratis itu adalah mulia lho).
Jika Anda adalah sarjana pertanian yang ahli, sebarlah informasi
tentang umpamanya bagaimana bercocok-tanam yang baik, sehingga mereka
yang bergelut dalam dunia cocok-tanam dicerdasi dengan informasi gratis
tersebut. Yang bergerak di bidang ekonomi, sebarlah informasi-informasi
mumpuni yang Anda punyai tentang ekonomi dan keuangan. Ingat benar,
bahwasanya tidak semua mesti dihargai dengan uang. Berbagi kebaikan, dan
sharing informasi lewat
media sosial pahalanya besar. Jadi, bukan hanya menjadi penerima
informasi, tapi juga bertindak sebagai penyebar informasi. Memberi dan
menerima, begitulah orang bijak berkata.
Ketika berita-berita di media massa mungkin sudah lari dari idealisme
yang tadinya diusung oleh masing-masing pendiri media. Ketika masyarakat
tidak lagi menemukan berita dan informasi yang berimbang serta
bermanfaat bagi mereka. Tatkala pembodohan semakin mengemuka oleh
lansiran berita-berita tidak bertanggungjawab. Maka di sinilah peran
kita melalui media sosial untuk turut mencerdaskan masyarakat. Menjadi
penyeimbang main stream media. Kita secara terus menerus membagikan informasi-informasi yang penting dan berguna. Bukan justru sebaliknya, kita dengan massivenya
menyebar hasutan, tulisan mengadu-domba, dan informasi negatif lainnya.
Kini sudah saatnya kita maju, melangkah pasti menuju masa depan dan
meraih sukses dengan berbagi informasi postif lewat media sosial. Kita
mungkin tidak punya pengaruh lewat media cetak, media elektronik, atau
media pemerintah lainnya. Tapi kita punya cukup power,
bahkan bila diseriusi, pengaruh kita akan sangat besar lewat media
sosial. Dengan media sosial kita bisa membuat perubahan. Dan lewat media
sosial kita juga dapat mencerdaskan masyarakat. Ia kadang legit kayak
lapis legit atau balapis, tapi tak jarang renyah kayak keripik. Media sosial bisa menguntungkan tapi juga membuntungkan.sumber : http://media.kompasiana.com/new-media/2012/08/02/pengguna-media-sosial-untung-atau-buntung/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar